Hasil Uji Forensik Ijazah Jokowi Beredar! Ini Kata Mantan Presiden: 'Ya, Memang Asli'
![]() |
Foto: Fristin Intan Sulistyowati/Kompas |
SURAKARTA.TODAY – Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya buka suara menanggapi hasil uji forensik ijazahnya yang ramai diperbincangkan publik. Di hadapan awak media, Jokowi dengan tegas menyatakan, "Ya, memang asli," sembari menegaskan bahwa dokumen pendidikannya telah diverifikasi secara hukum.
Hasil Uji Forensik: Ijazah Dinyatakan Autentik
Lembaga forensik independen telah mengeluarkan hasil pemeriksaan terhadap ijazah Jokowi, menyimpulkan bahwa dokumen tersebut tidak mengalami pemalsuan. Proses uji mencakup analisis kertas, tinta, cap, hingga tanda tangan, semuanya sesuai dengan standar penerbitan ijazah era tahun 1980-an.
"Kami tidak menemukan indikasi manipulasi. Semua elemen sesuai dengan periode waktu penerbitannya," jelas salah satu ahli forensik yang terlibat dalam pemeriksaan, seperti dikutip dari laporan resmi.
Jokowi: 'Sudah Selesai Secara Hukum'
Dalam pernyataannya, Jokowi menegaskan bahwa polemik ijazahnya telah tuntas secara hukum sejak lama. "Ini sudah berkali-kali dibahas, bahkan sejak saya jadi Wali Kota Surakarta. Semua sudah jelas," ujarnya di sela kunjungan kerja di Solo, Kamis (22/5/2025).
Mantan orang nomor satu di Indonesia itu juga mengingatkan publik untuk fokus pada isu-isu strategis lainnya. "Masih banyak hal penting yang perlu diperhatikan, seperti ekonomi dan kesejahteraan rakyat," tambahnya.
Latar Belakang Kontroversi
Isu ijazah Jokowi kembali mencuat setelah sejumlah pihak mempertanyakan keaslian dokumen pendidikannya. Sebelumnya, kasus serupa sempat muncul saat dirinya maju dalam Pilkada dan Pilpres, namun selalu dinyatakan sah oleh lembaga terkait.
Fakta Penting:
- Hasil uji forensik dipublikasikan oleh tim independen pada 22 Mei 2025.
- Jokowi lulus dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1985 dengan gelar Sarjana Kehutanan.
- Dokumen ijazah telah melalui verifikasi KPU dalam setiap pemilu yang diikutinya.
Klarifikasi ini diharapkan mengakhiri spekulasi yang berlarut-larut, sekaligus mengalihkan perhatian publik ke agenda pembangunan nasional.
(ar/ar)
Post a Comment